Senin, 22 November 2010

Kengerian berjudul RUMAH DARA

Saya termasuk penonton yang anti menonton film-film horror made in lokal, selain jalan ceritanya yang stagnan ga ada hal baru yang bisa disajikan di setiap film yang keluar. Apalagi bumbu seks yang melekat kuat di setiap film. Tapi setelah melihat Rumah Dara persepsi saya itu hilang.

Ketika menonton film ini kali pertama saya tersentak kaget. seraya berkata WTF ada juga yang bikin film kaya gene di Indo??Bukan karena genre yang dibawakan oleh sang sutradara yang boleh dibilang ga komersil tapi kesadisan demi kesadisan yang dipertontonkan sepanjang durasi film. Berhubung waktu itu tidak dapat tiket bioskopnya jadi saya menonton film ini di dvd original. Apakah LSF mencukur beberapa adegan sadis di bioskop entah ya yang pasti saya masih bisa melihat jelas potongan kepala salah satu karakter dipenggal dalam versi DVD (ups..spoiler).

Secara garis besar, Rumah Dara ini bercerita mengenai malam paling mencekam dari 6 orang sahabat, Adjie dan Astrid pasangan suami istri muda yang sedang dikaruniai kebahagiaan dengan akan hadirnya anak pertama dalam kehidupan mereka; Ladya adik Adjie; serta Jimmy, Eko, dan Alam. Adjie, Astrid, Jimmy, Eko, dan Alam melakukan perjalanan ke Bandung untuk dapat bertemu dengan Ladya dalam rangka memperbaiki hubungan kakak-beradik yang sempat tidak akur dan sebagai ajang untuk mengucapkan perpisahan sebelum Adjie beserta Astrid memulai hidup baru di Australia. Di tengah perjalanan kembali ke Jakarta, mereka bertemu dengan seorang gadis cantik bernama Maya yang meminta bantuan untuk diantarkan ke rumahnya karena baru saja mengalami musibah perampokan. Dan, tidak disangka, justru kebaikkan hati mereka dalam mengantarkan Maya menjadi sebuah neraka tersendiri yang menyebabkan satu per satu dari mereka dibunuh secara sadis.

Film Rumah Dara ini memang film thriller Indonesia yang berbeda dari lainnya. Rumah Dara berhasil mendobrak tipikal film-film thriller atau horror Indonesia dengan tidak mengumbar seksualitas sebagai daya jualnya. Tidak ada pocong cupu yang tiba2 nongol dari balik jendela atau kuntilanak yang dengan isengnya ngacir dari pohon ke pohon. Seperti naik roller coaster yang penonton dapati benar-benar suasana tegang yang tidak putus-putusnya ketika melihat satu per satu dari 6 sahabat tersebut diburu oleh Ibu Dara beserta anak-anaknya. Suguhan yang diberikan oleh Mo Brothers ini memang tidak tanggung-tanggung. Sepanjang film, kita bisa melihat betapa memang Rumah Dara ini cocok juga diberi nama Rumah Dara(h) karena darah yang berceceran di mana-mana akibat adanya upaya penjagalan terhadap 6 tokoh buruan.

Salut buat Shareefa Danish yang berperan sebagai ibu Dara. Perannya menghayati banget. Seolah-olah Dara benar-benar diciptakan hanya untuk Shareefa. Suara berat dan tingkah laku yang dibentuk mampu menggambarkan bahwa dara memang sungguh wanita psikopat. Apalagi tagline yang akan selalu diinget sama saya waktu dia bilang "ENAK KAAAN", sumpah ngeri banget!!! Julia Estelle juga bermain bagus disini, sebagai cameo film selain Danish sendiri dia menunjukkan bahwa perempuan juga bisa jadi jagoan. Dan sepertinya endingnya menunjukkan bahwa akan ada sequel dari film ini.

Perhatian bagi yang lemah jantung, ibu-ibu hamil tidak disarankan untuk menonton film ini. 

Rating : 8/10

Download

1 komentar: