Senin, 22 November 2010

Cabin Fever - ketika virus demam mengamuk

Cabin Fever, oleh produser Eli Roth, adalah film horror yang lucu dan menyenangkan. Satu-satunya masalah adalah bahwa saya lupa kalo saya sedang menyaksikan film horor, tetapi tidak benar-benar yang menakutkan. Berdarah mungkin, tetapi tidak menakutkan.

Cabin Fever dibuka oleh sekelompok mahasiswa (yang diperankan oleh aktor/aktris dari negeri antah berantah) ketika mereka menandai akhir dari ujian mereka dengan mengambil liburan yang ga biasa yaitu menghabiskan beberapa hari bersantai di kabin (vila kalo disini) di tengah hutan nowhereville,amerika.

Masalah muncul ketika  seorang pria yang datang untuk mengacaukan pesta mereka. Pria itu tampaknya menderita penyakit yang aneh. Sudah bisa ditebak mereka berusaha mengusir pria itu. Dan pria yang entah terinfeksi dengan penyakit apa itu tewas. Paginya kehidupan berjalan normal seperti sedia kala. Seorang dari mereka tiba2 jatuh sakit setelah mengkonsumsi air dari keran. Usut punya usut ternyata mayat pria yang tewas tadi tercebur dalam sungai yang telah terinfeksi oleh virus dan dari sungai itu mengalirlah air yang disalurkan melalui pipa2 dan dibawa ke kabin mereka.

Singkat cerita mahiswi yang sakit itu diasingkan oleh teman2nya. Penyakit yang ditimbulkan oleh virus itu lumayan mengerikan.Dari sekujur tubuh penderita akan keluar darah sampai si korban mati kehabisan darah. Ternyata yang terjangkit virus tersebut tidak hanya satu saja ternyata ada beberapa dari mereka yang mulai terjangkit virus mengerikan itu tapi diam2 tidak mengakuinya.

Sejak bagian awal ngga ada sepotong pun cerita yang menjelaskan bagaimana akar permasalahan tiba" muncul. Namun yang menjadi hal menarik disini adalah bagaimana sang sutradara bisa membangun tensi secara perlahan demi perlahan namun pasti lewat sumber permasalahan diatas. Sulit klo saya rasa membangun tematik plot untuk film horror yang bisa membuat siapapun penonton betah di tempat duduk tanpa harus merasa bosan. Terlebih karena kebanyakan film" horror yang ada jarang menggunakan struktur seperti ini karena terlalu fokus pada scare factor. Tapi soal darah jangan khawatir. Eli dah siapin lebih dari seember.. x)

Selain unsur horror, Eli Roth juga mencoba menambah sedikit sentilan komedi lewat dialog" dan tampilan visual dari tipikal" anak muda yang selengean dan beberapa karakter berkelakuan aneh sebagai bumbu penyegar. Untungnya beberapa dari bagian komedi itu bisa terpasang pas sehingga membuatnya jauh dari kesan maksa dan bisa tampil apa adanya.

Tapi mungkin karena fokus bermain aman lewat alurnya yang pelan. Eli Roth lupa memperhatikan satu faktor yakni pendalaman karakter. Saya ngga melihat ada satu tokoh yang bisa menonjol diantara lainnya, beberapa malah terlihat justru mereka semua berada dalam satu level yang sama. Meskipun saya tahu leading aktornya siapa, cuma saya rasa akting yang dia bawa belum cukup bikin karakter yang diperankannya menjadi lebih kuat. Siapa sih yang ga mau jadi superhero ya ga? And yet again, perhatian saya ga sampe kesana karena lebih baik saya fokus sama inti cerita daripada memikirkan perjuangan karakter utama melawan kematian.

Buat ukuran debut penyutradaraan, Eli Roth menurut saya berhasil menyuguhkan satu tampilan film yang lumayan bagus. Apalagi mengingat film ini cuma berbudget 3x lipat lebih mahal daripada film Blair Witch Project yang notabene cuma makan biaya produksi ga lebih dari setengah juta dollar. Mungkin klo ada biaya tambahan, Eli Roth bisa mencoba menambahkan sedikit atmosfir supaya film ini agak sedikit lebih tajam dan gelap. But now, i think it have done enough..

Pada akhirnya, saya merasa wajar klo film ini dulu sempet jadi hype. Ya meskipun ga setinggi ekspektasi saya, tapi syaa akuin klo saya lumayan enjoy nonton film. Klo anda suka film" horror gore bertema klasik dengan alur yang santai plus sedikit sentuhan jaman modern. film ini wajib diberi kesempatan...

 Rating 7.5/10

Download

1 komentar: